Rabu, 27 April 2011

Melewati sungai Kerit dan kota Sarfat dengan keheningan

Di dalam keheningan dan kesendirian, ia diuji untuk tetap hidup setia dan benar di hadapanNya. Sebelum Tuhan memakainya sebagai tokoh utama dan penting di gunung Karmel ( I Raja 18:20-46), ia harus terlebih dahulu menaati perintah Tuhan yaitu hanya untuk bersembunyi.  

Tuhan tidak pernah memakai seseorang dengan tiba-tiba, tanpa terlebih dahulu mempersiapkannya. Tuhan harus mempersiapkannya sampai tingkatan matang, sampai rohnya sesuai dengan ukuran jubah urapannya. Dialah yang bernama Elia, seorang nabi yang dipersiapkan sebelum ia tampil dengan gagah di gunung Karmel.


  • Kerit = "diasingkan, dipisahkan, tempat pengasahan"


Kemudian datanglah firman TUHAN kepadanya: Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan. Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana." Lalu ia pergi dan ia melakukan seperti firman TUHAN; ia pergi dan diam di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan.- I Raja 17: 2-5.

Pergi.. dan bersembunyi. Di sungai itulah, pertama kalinya Tuhan membentuk kualitas dan kapasitas rohnya dengan cermat. Tuhan hanya menyuruh dia bersembunyi dan menyendiri. Di sanalah, Elia harus menghabiskan waktu dengan Tuhan dalam pengasingan, hanya sekedar agar Elia makin tajam dan kuat dalam roh dan panggilannya. Kesunyian sering Tuhan pakai untuk mempersiapkan kita. Hati dan hidup kita diasah. Pengasahan ini berguna untuk mempertajam roh dan panggilan hidup kita. Pengasahan adalah membuang smua hal yang menyebabkan terjadinya penumpulan. Melalui kesakitan pada waktu-waktu inilah, kita akan dipersiapkan menuju ke puncak "gunung Karmel". Kerit akan memperlengkapi kita supaya dapat berdiri bagi bangsa kita, berdiri di hadapan bangsa-bangsa, konfrontasi dengan kuasa kegelapan. Kerit mempersiapkan kita untuk muncul dengan otoritas Tuhan yang MahaKuasa dan menghadapi roh-roh jahat dalam dunia.


  • Sarfat = "peleburan, pemurnian dan ujian"


Tetapi sesudah beberapa waktu, sungai itu menjadi kering, sebab hujan tiada turun di negeri itu. Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia: Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan. ( I Raja 17:7-9)

Pergi ... dan diam... untuk rela dilebur, dimurnikan dari kekerasan hati, karakter yang Tuhan tidak sukai, kesombongan dan keminderan di dalam hati kita. Smua kotoran itu harus timbul menggenang dalam keadaan siap diambil di atas hati kita yang sebelumnya sudah dicairkan. Di Sarfat, ia mendapatkan suatu pengenalan dan penjumpaan yang luar biasa dengan Tuhan yang berkuasa atas kematian, Tuhan yang mengadakan mujizat sampai hari ini.

  • Tidak enaknya masa hening.

Disuruh diam dan tidak melakukan apa-apa mungkin tidak menjadi persoalan buat kita, namun bagaimana itu juga masa kita diabaikan, tidak dianggap, pembuangan bahkan mendapatkan celaan dan fitnah?



"Dalam masalah yang harus kamu hadapi, kamu akan makin bertumbuh terasah menjadi dewasa!" . Kita tidak boleh menyerah dalam proses pembentukan yang akan mengubahkan karakter hati kita. Kita harus bertahan dari sakitnya diproses. 
Kita harus memiliki mental penuntas dan penyelesai. Kita tidak boleh gugur/ mundur ketika ujian diadakan. Kita tidak boleh "mogok" pelayanan, "ngambek" atau bersikap "tidak tuhan-tuhanan lagi". Jangan tinggalkan kelas ujian kita. Tuhan tidak memakai orang "mentah" tapi orang yang "matang".  Dulu ketika sedikitnya saya mengetahui kalau anak-anak rohani atau teman-teman saya akan mengalami masalah-masalah yang tidak mengenakkan dalam hidup mereka, saya berdoa supaya Tuhan luputkan masalah itu; Namun sekarang saya sadar bahwa itu adalah doa yang kurang benar dan tidak lengkap dengan tujuan Allah. Setiap kita harus mau tidak mau harus melewati sungai kerit dan kota sarfat hidup kita. Ketika kita "skip" dari tempat-tempat tersebut, maka pertumbuhan rohani kita tidak sempurna dan tidak kuat. Sekarang saya berdoa supaya tujuan Allah tercapai dalam permasalahan yang harus mreka hadapi. Saya juga berdoa supaya mreka mencapai tingkat pengetahuan dan tingkat iman yang dibenarkan. Hanya karna kebesaran iman dan kedalaman pengetahuan akan Firman Tuhanlah, maka Tuhan tidak bisa membiarkan kita berlama-lama di jalan-jalan ini dan segera meluluskan kita.

Iman kita telah menyelamatkan kita karna sampai saat ini Tuhan tetap terheran-heran dengan iman kita ( Matius 15:28.. " besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.") . Pengetahuan kita akan Firman Tuhan membuat kita mampu sepakat dengan jiwa, bertahan dan menguasai diri, sehingga kita terlatih untuk tekun dan tidak memberontak ( 2 Petrus 1:5-6)

Akhir kata, mari pacu kita untuk bersama-sama melewati kerit dan sarfat dalam keheningan. Miliki ketetapan hati/ komitmen yang mengikatkan diri walaupun di dalam kesendirian. Keep on fire !



Bai Fang Li : Sebuah Kasih Luar Biasa

1 Yohanes 3:18

"Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran."

Sebuah email yang mampir hari ini dari seorang teman membuat saya menitikkan air mata. Email itu menceritakan tentang seorang kakek tua di Tianjin, Cina bernama Bai Fang Li. Ia bukanlah orang yang berkelimpahan harta. Li adalah kakek yang miskin secara materi, tetapi punya hati yang luar biasa kaya.




Kemiskinan tidak membuatnya punya alasan untuk memberi. Ia terpanggil untuk memberi sumbangan kepada sekolah-sekolah dan universitas di kotanya untuk menolong lebih dari 300 anak miskin agar mampu memperoleh pendidikan demi masa depan mereka. Selama 20 tahun ia menggenjot becaknya demi memperoleh uang agar bisa menambah jumlah sumbangannya. Ia memilih hidup secukupnya agar bisa semakin banyak memberi. Makan siangnya hanyalah dua buah kue kismis dan air tawar, sedang malamnya ia hanya makan sepotong daging atau sebutir telur. Baju yang ia kenakan diambil dari tempat sampah, jika mendapat beberapa helai pakaian itu sudah merupakan suatu kemewahan. Li menarik becak tanpa henti, 365 hari setahun tanpa peduli kondisi cuaca. Baik ketika salju turun atau panas terik menyengat, dia terus mengayuh becaknya mulai jam 6 pagi hingga jam 8 malam. "Tidak apa-apa saya menderita",tetapi biarlah anak-anak yang miskin itu dapat bersekolah" katanya.

Ketika usianya menginjak 90 tahun, ia tahu ia tidak mampu lagi mengayuh becaknya. Tabungan terakhirnya berjumlah 500 yuan atau sekitar Rp 650.000, dan semuanya ia sumbangkan ke sekolah Yao Hua. Dia berkata, "Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin terakhir yang dapat saya sumbangkan.." Dan semua guru disana pun menangis. Tiga tahun kemudian, Bai Fang Li wafat dan dikatakan meninggal dalam kemiskinan. Tetapi lihatlah dibalik kemiskinannya itu ia telah menyumbang 350.000 yuan secara total, atau sekitar Rp 455 juta rupiah selama hidupnya. Ia membaktikan hidupnya secara penuh demi membantu anak-anak miskin yang tidak sanggup sekolah. Sebuah kisah inspiratif yang sungguh mengharukan, dan saya pun tak kuasa untuk membendung air mata ketika membaca dan melihat foto-fotonya.

Di tengah kehidupan dunia yang berpusat pada kepentingan pribadi, kalau perlu saling sikut dan membinasakan demi keuntungan sendiri, apa yang dilakukan Bai Fang Li menunjukkan bahwa ternyata masih ada orang-orang berhati mulia melebihi emas di muka bumi ini. Ketika orang terus merasa dirinya tidak mampu dan menolak membantu orang yang susah meski hanya sedikit saja sekalipun, Bai Fang Li menunjukkan bahwa ia masih terus bisa memberi dalam kekurangannya. Jika kita membaca rincian kasih yang sangat luar biasa indahnya oleh Paulus dalam 1 Korintus 13:4-7, maka kita pun akan mendapati bahwa gambaran kasih yang sejati itu semuanya tercakup dalam apa yang dilakukan Li semasa hidupnya. "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu." Demikian bunyi rangkaian ayat yang menjelaskan secara rinci mengenai kasih yang sebenarnya, dan lihatlah bahwa semua itu terangkum indah dalam perbuatan Li. Kontribusinya bukanlah sebatas kata-kata simpati saja, tetapi semua tertumpah nyata lewat pengorbanan-pengorbanan yang ia lakukan demi membantu anak-anak yang tidak memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan. Dari milyaran orang di dunia ini, ada berapa banyak Bai Fang Li yang peduli terhadap sesamanya dan mau mengorbankan diri demi membantu mereka? Orang miskin seperti Bai Fang Li mau melakukan itu, sementara banyak orang kaya masih saja merasa tidak cukup untuk bisa berbuat sesuatu bagi sesamanya.

Alkitab berkata: "Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran." (1 Yohanes 3:18). Ini adalah seruan yang sangat penting dimana perbuatan kakek Li mencerminkan keteladanan yang bersinar cemerlang akan hal ini. Ia tidak memikirkan dirinya sendiri, ia bahkan rela berkorban habis-habisan sampai batas terakhir kekuatannya demi menolong sesamanya. Dan perhatikan bagaimana Tuhan menghargai orang-orang berhati mulia seperti ini. Ketika Yesus melihat seorang janda miskin memberi dua peser seperti yang bisa kita baca dalam Markus 12:41-44, kita bisa melihat seperti apa suara hati Tuhan menyikapi orang-orang dengan hati seperti Li. "Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya." (Markus 12:43-44). Tuhan menghargai betul pengorbanan sekecil apapun yang dilakukan orang atas dasar kasih. Betapa langkanya orang-orang seperti Li, betapa mahalnya hati yang tulus dan penuh kasih seperti yang ia miliki. Dan betapa memalukannya jika kita yang mengaku anak-anak Tuhan ternyata tidak memiliki secuilpun hati seperti dia.

Bai Fang Li sudah tiada, namun jasanya akan terus dikenang orang. Ia tidak membutuhkan pujian, ada atau tidak ia terus memberi kepada sesamanya. Saya yakin meskipun secara fisik ia menderita, tetapi hatinya bahagia karena mampu melakukan sesuatu bagi orang lain. "Sebuah cinta yang istimewa untuk seseorang yang luar biasa", itu bunyi tulisan di atas foto terakhirnya. Sebuah ungkapan kasih untuk orang yang memiliki kasih yang begitu luar biasa. Bai Fang Li membuktikan bahwa kasih tidak mengenal batas dan sekat. Dia membuktikan bahwa tidak ada alasan apapun bagi kita untuk tidak melakukan sesuatu bagi penderitaan orang lain. Li menunjukkan bahwa talenta sekecil apapun akan mampu memberi sumbangan besar bagi dunia. Dan Li membuktikan bahwa "Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah Para Rasul 20:35). Ketika dunia menunjukkan sikap penuh kebencian terhadap sesama terutama kepada orang-orang yang berseberangan, when "every men for himself" is the way to live according to the world, Li has shown the kind of heart that will shine forever like a rare diamond. Sebagai orang percaya, kita semua dipanggil untuk menunjukkan kasih Allah yang sejati, kasih yang tidak membeda-bedakan atau mengkotak-kotakkan, kasih yang rela berkorban demi sesama tanpa terkecuali. Betapa kita membutuhkan Bai Fang Li-Bai Fang Li lainnya di dunia ini agar dunia menjadi tempat yang jauh lebih indah untuk dihidupi. Mari teladani kisah ini dan nyatakan kasih Allah yang indah kepada sesama kita.

Kemiskinan tidak membatasi orang untuk bisa berbuat sesuatu dengan kekayaan hatinya


Selasa, 26 April 2011

Sumber Kekuatan

Mazmur 28:7

"TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya."


Pernahkah anda merasakan bahwa usaha keras yang anda lakukan sepertinya tidak membawa hasil seperti yang anda harapkan? Pernahkah anda merasakan bahwa meski anda sudah mati-matian berbuat sesuatu seperti dalam pekerjaan atau belajar misalnya, tetapi semua terasa sia-sia? Ada masa-masa dimana kita bisa merasakan hal seperti itu. Saat ini saya sedang merasakannya. Segenap tenaga, pikiran dan usaha sudah saya kerahkan, namun hasilnya tidak juga sepadan dengan pengorbanan saya. Ibarat menanam benih di dalam sebuah pot tetapi tunas tidak kunjung tumbuh keluar dari tanah. Hari ini saya terpaksa tidak tidur karena pekerjaan baru saja selesai sementara pagi-pagi benar sudah ada pekerjaan lain yang menanti. Terlalu tanggung untuk tidur, bisa-bisa saya tidak terbangun pada saatnya. Waktu yang sedikit ini sedang saya pakai untuk menulis sebuah renungan yang berasal dari apa yang saya pikirkan saat ini. Secara kasat mata hasil belum terlihat, tetapi iman saya menolak untuk menyerah atau kecewa. It's just a matter of time, I believe on that. Kalaupun tidak ada hasilnya, yang penting saya sudah melakukan yang terbaik, seperti melakukannya untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

Sebuah penantian memang terkadang terasa melelahkan. Itu bisa lebih melelahkan ketimbang capai fisik. Apakah saya harus bersedih, bimbang dan ragu? Hidup adalah pilihan, dan saya memilih untuk tidak seperti itu. Saya percaya Tuhan tahu keseriusan dan kesungguhan saya, Dia yang menguji hati tentu akan tahu bagaimana ketulusan saya melakukan segala sesuatu, karenanya saya tidak perlu meragukan Tuhan. Ketika badan saya terasa lelah seperti saat ini dan rasanya rindu merasakan empuknya kasur, saya masih bisa merasakan sukacita. Jika mengandalkan kekuatan sendiri mungkin saya sudah menyerah sejak lama, tetapi kekuatan dari Tuhan membuat saya mampu terus bertahan, terus melakukan yang terbaik tanpa kehilangan sukacita dan rasa syukur setitikpun.

Firman Tuhan hari ini semakin meneguhkan batin saya. Dengarlah apa kata Firman Tuhan yang bagi saya terasa seperti sebuah pelukan hangat dari Tuhan disertai pesan bahwa Dia mendengar dan merasakan apa yang saya rasakan. Sebuah petikan Mazmur dari Daud yang ditulis dengan sangat indah, berbunyi: "TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya." (Mazmur 28:7). The Lord is my Strength and my Shield. Bukan diri saya, bukan usaha saya, bukan kepandaian ataupun kemampuan saya, tetapi sumber kekuatan itu datangnya adalah dari Tuhan. Dialah sumber kekuatan dan sumber perlindungan. Dia selalu menolong dan menggirangkan hati kita, dan karena itu dalam kondisi apapun tidak ada satupun alasan bagi saya untuk tidak bersukacita dan memuji Dia dengan penuh ungkapan syukur. Saya percaya Dia akan selalu ada bersama saya, menguatkan, meneguhkan dan membimbing setiap langkah. Dia tidak akan meninggalkan dan mengabaikan saya. Dia mengasihi saya dan tidak akan pernah menutup mataNya atau memalingkan mukaNya. Demikian pula kepada anda semua, anak-anakNya yang sama dikasihiNya. Daud melanjutkan: "TUHAN adalah kekuatan umat-Nya dan benteng keselamatan bagi orang yang diurapi-Nya!" (ay 8). Betapa kedua ayat ini menggambarkan dengan jelas siapa Tuhan bagi kita, terlebih dalam keadaan sulit yang tengah dihadapi.

Dalam 1 Tawarikh kita bisa mendapati kembali iman Daud yang dia ungkapkan lewat pujian. "Keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya, kekuatan dan sukacita ada di tempat-Nya." (1 Tawarikh 16:27). Di hadapan Tuhan selalu ada keagungan dan semarak tanpa pernah habis. Kekuatan dan sukacita tak terbatas selalu ada di tempatNya. Itulah sebabnya saya bisa terus tersenyum dan tidak merasakan kekurangan sedikitpun, sebab mata hati saya terus memandang mengarah kepadaNya. Saya tidak memandang kepada masalah, kepada ketidakpastian saat ini, kepada kesulitan yang tengah ada. Itu tidak akan membawa hasil apa-apa selain semakin memperlemah iman. Memandang kepada Tuhan, terus berpegang dan percaya sepenuhnya kepadaNya, menyerahkan seluruh hidup dan usaha yang saya lakukan kedalam tanganNya, terus berjalan dalam pengharapan tanpa henti sambil terus pula berbuat yang terbaik sekuat yang saya mampu, itu akan membuat saya tidak perlu kehilangan sukacita.

FirmanNya berkata: "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya..ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam..ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;" (Pengkotbah 3:1-4). Ketika kita berada pada situasi yang tidak kondusif, itu saatnya untuk memperhatikan betul kondisi hati kita, sehingga pada saatnya nanti kita bisa menuai hasil yang maksimal seperti yang Dia curahkan kepada kita. Apa yang perlu kita lakukan adalah berhenti memandang kepada masalah dan mengarahkan pandangan kepadaNya, terus berbuat yang terbaik seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia, sambil terus disertai rasa syukur. Itu akan membuat api sukacita terus menyala. Itu akan membuat kita mampu merasakan kekuatan dari Tuhan meneguhkan kita. Itu akan membuat kita tetap tenang dan terus bersemangat untuk berbuat sesuatu. "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya.." (2 Petrus 3:9), dan itu saya percaya penuh. Kesulitan bagi saya adalah sebuah kesempatan untuk belajar sesuatu yang baru dan menyaksikan mukjizatNya. Meski saat ini saya belum menuai sesuatu sesuai dengan usaha yang saya lakukan, saya tidak ragu sedikitpun kepada janjiNya. Saya masih tersenyum ditengah badan yang lelah, saya masih bersemangat untuk kembali bekerja sebentar lagi. Ada kekuatan Tuhan yang tidak terbatas bersama saya, ada Roh Kudus yang terus menyala mengobarkan semangat dalam hati saya, dan itu semua membuat saya masih merasakan sukacita sebesar-besarnya saat ini. Jika diantara teman-teman ada yang tengah mengalami pergumulan terhadap sesuatu, peganglah janji-janjiNya dan teruslah berjalan dalam iman. Dia tidak meninggalkan anak-anakNya, Dia tidak menutup mataNya. Dia akan selalu ada bersama kita, memperhatikan segala kebutuhan kita dan akan menyediakan semuanya berkelimpahan.

Tuhan tidak pernah lalai dan ingkar janji, Dia adalah sumber kekuatan yang penuh kasih

Rabu, 13 April 2011

Bill Yount : “Lonceng- lonceng Pernikahan” Mulai Berbunyi Di Seluruh Dunia – Termasuk Di Yerusalem ( March 28, 2011 )

Saya mendengar lonceng-lonceng pernikahan mulai berbunyi di setiap bangsa di dunia – suaranya sedang dikeraskan di dalam Roh. Lonceng-lonceng ini dengan segera mematikan alarm di seluruh bumi yang menyebabkan para penguasa, benteng dan roh-roh jahat di udara mulai berseru, “Pernikahan ini tidak boleh terjadi! Kita harus menaruh selubung di mata dan pikiran para Orang-orang TerkasihNya, orang-orang Yahudi, agar mereka dibutakan dari kebenaran. Sehingga mereka takkan pernah mempercayaiNya sebagai Mesias mereka!”




  • Shofar yang Berbunyi Di Yerusalem Sedang Memanggil Para Mempelai Wanita dan Mempelai Laki-laki Untuk Berdiri Di Bawah (Kanopi Pernikahan adat orang Yahudi)

Latar belakang pernikahan ini terjadi di bawah chupah (kanopi pernikahan) yang diangkat tinggi-tinggi oleh para malaikat di atas Mempelai Wanita dan Mempelai Laki-laki. Saya merasakan bahwa Mempelai Laki-laki menuntut suatu pernikahan diadakan di tanah kelahiranNya.

Lalu terdengar suara shofar Allah berbunyi dari Yerusalem, dan saya merasa musuh berseru, “Apa itu? Suara itu terdengar sama dengan suara yang kita dengar saat bumi bergoncang dan tirai terkoyak dari atas ke bawah – saat kita menyangka kita telah membunuhNya! Suara ini melewati pikiran mereka dan mulai memanggil hati mereka! Bagaimana jika mereka mulai percaya di dalam hati mereka karena suara shofar ini? Karena iman datang dari mendengar suara Allah, kita akan tenggelam jika suara yang berasal dariNya ini memiliki iman sebiji buah sesawi di dalamnya!”




  • “Segera Bawalah Mempelai WanitaKu!”

Saya merasakan Allah berkata kepada para malaikat yang ada di empat penjuru bumi, “Segera bawalah Mempelai WanitaKu yang terkasih. Itulah dia yang menutupi matanya dengan cadar!” Para malaikat mulai membawa para calon Mempelai Wanita yang terkasih ini di lorong-lorong setiap negara. Karena pernikahan ini, umat pilihanNya, orang-orang Ibrani dan orang-orang kesayanganNya, yang tampaknya pertama kali mendapat perhatianNya.
Mempelai wanita rohani ini muncul di pernikahan ini, seperti para mempelai wanita pada umumnya, memiliki cadar yang menutupi matanya. Saya merasakan bahwa mempelai ini adalah gadis Yahudi. Saat ia bertambah dekat, saya memperhatikan bahwa cadarnya menutupi seluruh wajahnya. Saya tak hanya dapat melihat karakter Yahudi ilahi dari Mempelai Wanita ini namun juga saya melihat para keturunan ilahi dari iman seorang Abraham. Setiap suku dan bahasa dapat terlihat saat Mempelai Wanita ini keluar dari setiap negara, agama dan tradisi, dibawa mendekat menuju Mempelai Prianya.


  • Pernikahan Ini Terjadi Di Tengah Masa Peperangan

Saat kebencian meningkat terhadap umat pilihan Allah, yaitu orang Yahudi, lonceng-lonceng pernikahan berbunyi semakin kuat saat Ia memanggil Mempelai WanitaNya untuk mendekat ke sisiNya. Perang tampaknya akan menjadi salah satu “tamu pernikahan” yang membawa Mempelai WanitaNya berjalan menuju altar untuk memberikan dirinya sepenuhnya kepadaNya tanpa gangguan maupun rasa takut.
Lalu saya merasakan Bapa berbisik kepada Mempelai Pria, AnakNya, “Kini Engkau boleh membuka cadar dan mencium Sang Mempelai Wanita.” Cadar ini terangkat pertama-tama dari orang-orang Yahudi dan kemudian, berturut-turut, dari banyak orang dari setiap ras, suku, bangsa dan bahasa yang dicium dan dibawa olehNya masuk ke dalam kamar Sang Mempelai Pria.


Sebagai penutup, saya merasakan Allah dengan mendesak memperkatakan, saat undangan pernikahan ini dikirimkan, “Aku datang segera untuk menjemput Mempelai WanitaKu. Bersiaplah bagi Pernikahan ini!”




Selasa, 12 April 2011

Mendapatkan trauma positif

Belajar untuk melibatkan Tuhan dalam langkah yang akan kita ambil berikutnya

Setelah berhasil menghancurkan kota Yerikho, kota Ai-lah yang akan menjadi target berikutnya. Yosua dan  Bangsa Israel mengutus beberapa orang untuk mempelajari dan mengintai kota Ai, dan berita yang didapatkan bahwa "Tidak usah seluruh bangsa itu pergi, biarlah hanya kira-kira dua atau tiga ribu orang pergi untuk menggempur Ai itu; janganlah kaususahkan seluruh bangsa itu dengan berjalan ke sana, sebab orang-orang di sana sedikit saja." - Yosua 7:3. Karena memandang remeh musuh, Yosua pun tidak meminta keputusan Tuhan, apakah ada penyertaan Tuhan atas peperangan mereka kali ini. Akhirnya hasil peperangan di luar logika, karena pihak Israel kalah telak atas musuh yang mereka pandang remeh tersebut.



Yosua 7:4-5 Maka berangkatlah kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu ke sana; tetapi mereka melarikan diri di depan orang-orang Ai. Sebab orang-orang Ai menewaskan kira-kira tiga puluh enam orang dari mereka; orang-orang Israel itu dikejar dari depan pintu gerbang kota itu sampai ke Syebarim dan dipukul kalah di lereng. Lalu tawarlah hati bangsa itu amat sangat. 

Kalau kita teliti lebih lanjut, ternyata inti penyebab kekalahan terbesar bagi pihak Israel bukan karena dosa Akhan yang mencuri barang yang seharusnya dimusnahkan, tetapi karena dosa Yosua dan bangsa Israel yang tidak mengikutsertakan Tuhan dalam langkah yang akan mereka ambil berikutnya . Artikel kali ini memang masih berhubungan dengan artikel saya yang sebelumnya yang berjudul "Seberapa  penting engkau melibatkan Tuhan". Saya ditegur Tuhan habis-habisan mengenai hal tersebut, sehingga apa yang saya dapatkan, juga saya bagikan dan menjadi berkat bagi kita semua.

Kalau seandainya Yosua bertanya kepada Tuhan terlebih dahulu, maka tidak perlu bangsa Israel menjadi tawar hati karena kekalahan mereka yang telak, dan Akhan sekeluarga saja yang harus mati. Namun itulah kehidupan, kadang kita harus belajar dari sebuah peristiwa yang sungguh menyakitkan dan benar-benar melekat dalam memori otak kita agar kita tidak mengulangi sikap seperti itu lagi. Itulah yang saya katakan sebagai "Trauma positif", artinya sebuah trauma yang terjadi dari suatu peristiwa yang menyakitkan dan itu seizin Tuhan, untuk semata-mata membuat kita belajar dari kesalahan kita dan tidak mengulanginya kembali.

Amsal  16:33 Undi dibuang di pangkuan, tetapi setiap keputusannya berasal dari pada TUHAN.

Amsal  19:21 Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana. 

Belajar untuk tidak memandang remeh apapun



Saat dosa Akhan sudah dibereskan, akhirnya Tuhan menyatakan bahwa kota Ai akan dapat mereka musnahkan. " Janganlah takut dan janganlah tawar hati; bawalah seluruh tentara dan bersiaplah, majulah ke Ai. Ketahuilah, Aku serahkan kepadamu raja negeri Ai, rakyatnya, kotanya dan negerinya, dan haruslah kaulakukan kepada Ai dan rajanya, seperti yang kaulakukan kepada Yerikho dan rajanya; hanya barang-barangnya dan ternaknya boleh kamu jarah. Suruhlah orang bersembunyi di belakang kota itu." - Yosua 8:1-2

Perhatikan besar jumlah tentara yang dikirimkan oleh Yosua, yaitu "tiga puluh ribu orang, pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa, mereka disuruhnya pergi pada waktu malam "- Yosua 8:3. Yosua tidak mengirim 3000 orang seperti jumlah tentara sebelumnya, tapi atas perintah Tuhan, Yosua mengirim 30000 orang, itu pun adalah para pahlawan yang gagah perkasa. Mereka menyerang dengan persiapan strategi yang matang dan tidak asal-asalan seperti yang sebelumnya.

Begitu mudah kita melupakan bagaimana kuasa Tuhan yang sebenarnya telah memampukan kita melalui perjalanan kehidupan ini yang tidak mudah sampai saat ini. Sebelumnya Yosua melibatkan Tuhan atas penyerangan kota Yerikho, namun untuk kota Ai, ia sempat menjadi sombong dan memandang remeh kekuatan lawan. Kita melupakan bahwa bukan karena berapa banyak orang yang beserta kita atau seberapa hebat diri kita, tapi seberapa besar penyertaan Tuhan dalam hidup kita.

Amsal  21:31 Kuda diperlengkapi untuk hari peperangan, tetapi kemenangan ada di tangan TUHAN.

Yesaya  31:1. Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN.

Sikap kita yang menunda-nunda sesuatu yang seharusnya bisa dikerjakan saat itu, adalah contoh bentuk sikap yang memandang remeh persoalan. Kita harus mulai memanajemen waktu kita antara memprioritaskan Tuhan, keluarga, pekerjaan/fungsi di tempat kita berada dan pelayanan rohani.

Belajar bahwa sedikit ragi bisa merusakkan seluruh adonan 

Galatia  5:9 Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan.



Yosua 7:1. Tetapi orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan itu, karena Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda, mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu. Lalu bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel.

Ragi Akhan memang cukup membuat masalah karena itu membuat Tuhan tidak lagi menyertai bangsa Israel. Tuhan telah menyikapkan bahwa karena dosa satu orang menjadi dosa satu bangsa. Satu bangsa menanggung akibat dari dosa satu orang. Satu celah dosa yang terus tidak dibereskan bisa membuat rusak dan hancur seluruh kehidupan rohani yang telah kita bangun begitu lama. Apakah ragi -ragi kita? apakah dosa-dosa tersembunyi dan kebiasaan-kebiasaan buruk kita yang belum segera kita tanggalkan sampai saat ini ? 

Hanya karena mencuri dan menyimpan barang yang seharusnya dimusnahkan, maka " Yosua, beserta seluruh Israel mengambil Akhan bin Zerah, dan perak, jubah dan emas sebatang itu, anak-anaknya yang laki-laki dan perempuan, lembunya, keledainya dan kambing dombanya, kemahnya dan segala kepunyaannya, lalu semuanya itu dibawa ke lembah Akhor. Berkatalah Yosua: 'Seperti engkau mencelakakan kami, maka TUHAN pun mencelakakan engkau pada hari ini.' Lalu seluruh Israel melontari dia dengan batu, semuanya itu dibakar dengan api dan dilempari dengan batu. "- Yosua 7: 24-25. Dengan kata lain, Akhan harus mati dan tidak ada sesuatu apapun yang menandakan bahwa Akhan pernah ada di dunia.

Dari bahasa Ibrani, nama Akhan("Akar, Ahar") bermakna " menyusahkan, mencelakakan, mendatangkan kesukaran". Apa saja hal-hal yang bisa mendatangkan murka Tuhan buat kita sendiri? AKHAN-AKHAN DAN SEMUA HAL YANG BERHUBUNGAN, HARUS MATI DAN DILENYAPKAN DARI HIDUP BARU KITA !

Misal saja, mungkin ada para pria yang adalah seorang pemimpin rohani, tapi masih menyukai video-video vulgar adegan seks ataupun gambar-gambar yang menunjukkan bagian yang mengundang hasrat seks para pria. Mereka melihatnya di saat-saat tersembunyi, tidak ada orang lain yang tahu. Mereka berpikiran bahwa menonton hal seperti itu tidak apa-apa, karena mereka tidak akan melakukan hal-hal begituan, tapi kita melupakan bahwa mata kita adalah pelita tubuh. Jika mata kita diberi inputan yang berasal dari iblis, maka tubuh dan pikiran kita akan dipandang Tuhan sebagai suatu kenajisan, dan itu berarti Tuhan tidak akan menyertai hidup kita lagi sejak saat itu. Jahat di mata Tuhan. Bagi para pria tersebut, "Akhan" mereka adalah kompromi dengan ketidakkudusan, itulah Akhan yang akan membuat Tuhan murka.

Saudara, kita sudah belajar 3 hal tersebut, ini akhir zaman, jangan biarkan diri kita disesatkan oleh kebodohan dan racun dunia ini. Akan ada begitu banyak hal yang membuat pikiran kita disesatkan dari jalan kesetiaan mengikut Tuhan Yesus dan ketetapanNya. Mari bersama berjuang bersama saya ! Keep on Fire !

 II Korintus  11:3 Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya. 

Seperti Yosua mendirikan suatu timbunan batu yang besar yang menjadi ingatan bangsa Israel tentang peristiwa kekalahan mereka dan masalah Akhan, demikianlah Tuhan sedang memberikan suatu trauma positif buat kita agar kita menjadi rendah hati dan tidak mengulangi kesalahan tersebut. :)


- "Setiap kesalahan yang diperbuat selalu ada konsekuensi yang harus kita jalani !"
- Mazmur 119:71. Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.



Banyak yang dipanggil, sedikit yang dipilih..


Setiap kita dilahirkan di dunia bukanlah suatu kebetulan, semua ada dalam rencanaNya dan kita dipanggil untuk menggenapi rencanaNya termasuk panggilan hidup kita. Namun, satu rencana terbesar dan paling mendasar dalam hidup kita yang harus pertama kali Tuhan panggil dan kerjakan... yaitu memanggil kita karena Dia mau berurusan dengan hati kita.  

Mau menjadi kuda liarkah kita, atau menjadi kuda yang dilatih dan dinaiki oleh Raja kita? Untuk menjadi kuda Raja, kita harus siap dikekang dan diarahkan oleh Raja kita, kita harus mau rela menanggung bobot "Kabod" sang Raja kita. Jika seekor kuda itu tetap tidak mau dilatih (bayangkan berapa lama waktu yang dibutuhkan), maka ia slamanya adalah kuda liar dan tidak terpilih menjadi salah satu kuda terbaik kerajaan.

Saya sering mengamati bagaimana penjual martabak membuat martabak. Adonan seukuran bola pimpong telah dipersiapkan untuk menjadi kulit martabak. Bayangkan bagaimana jika adonan itu telah menjadi beku es, maka penjual tidak dapat begitu mudah membuat kulit martabak. Adonan itu harus rela ditekan-tekan, diolesi dengan minyak, dilempar-lempar untuk supaya menjadi sebuah kulit martabak. Apakah hati kita yang adalah adonan bagi pekerjaan Tuhan, telah menjadi sebongkah es yang kaku? sehingga kita telah "beku" untuk hati Tuhan dan keadaan sekeliling kita? Hal seperti itu membuat kita tidak terpilih menjadi bagian dari rencanaNya di akhir zaman.


Dengan maksud yang sama, namun berbeda dengan ilustrasi di atas, sebenarnya saya ingin membagikan tentang proses pembuatan bejana yang diawali dari sebuah tanah liat. "Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu." - Yesaya 64:8. Kita ini tanah liat,berasal dari tanah liat, namun jika diperjelas oleh Amsal 4: 23 bahwa hati adalah sumber memancarnya kehidupan kita, maka dapat dikatakan bahwa hati kita inilah tanah liat yang ingin Tuhan kerjakan. Tuhan memanggil kita hari-hari ini untuk mau dibentuk menjadi bejana, namun dalam prosesnya, sedikit dari kita yang tetap bertahan sampai menjadi bejana pilihanNya.


Masa persiapan bahan mentah

  • Proses pertama : "Bongkahan-bongkahan tanah liat yang dikumpulkan harus dipukul-pukul supaya lembut". Batu-batu yang tampak mata akan disingkirkan. Tahap awal, Tuhan dengan lembut menuntun kita, mengingatkan kita akan kerikil-kerikil "karakter" kita yang harus segera disingkirkan. Saat itulah kita beroleh kasih karuniaNya, sehingga hati kita dilembutkan dan dibersihkan oleh FirmanNya setiap hari dan mau "dibujuk" oleh Tuhan.

  • Namun, setelah beberapa waktu menjadi benar-benar tanah yang menyerupai bubuk lembut, maka proses kedua akan kita lewati, yaitu: proses "dibasahi supaya menjadi gumpalan yang bersih dan lembut". Bubuk butiran tanah liat diberi air kemudian diremas-remas dan diaduk-aduk sehingga menjadi adonan tanah liat. Kemudian dimampatkan menjadi bentuk yang dikhususkan. Selama kita mau dilembutkan, maka saat itu kita merasakan bagaimana Tuhan mulai mengarahkan hidup kita. Kita merasakan pimpinan Tuhan atas apa yang kita kerjakan, arah panggilan Tuhan atas hidup kita.  Namun sebenarnya kerikil-kerikil "karakter" dan unsur-unsur lain masih belum 100% hilang.

  • Proses ketiga: "proses penjemuran/ pengeringan". Inilah pertama kalinya kita merasakan kesendirian dan keheningan dalam Tuhan. Seakan-akan kita mengalami penundaan dan pengabaian dari Tuhan dan sesama kita. Seakan-akan kita dilupakan dan tidak dihiraukan. Saat proses ini, kita akan bermasalah dengan waktu, gambar diri dan karakter kita yang sebenarnya. Mungkin dari kita berwatak keras, sombong, susah dinasihati, rusaknya gambar diri bapa/ibu,  miskin pengertian dan hikmat, miskin prinsip nilai kebenaran, mengasihani diri dan bahkan kurangnya kasih sayang yang kita dapatkan. Karakter-karakter yang sebnarnya itu akan mulai tampak.


Jika kita berhasil melewatinya dengan kesadaran untuk mau berubah dan kerelaan untuk mau dipulihkan, proses keempat akan tiba yaitu : "dipukul kembali menjadi bubuk, ditampi dan disaring supaya makin lembut dan dibuang kerikil-kerikil yang tersisa". Ini proses akhir dari masa persiapan bahan mentah untuk masuk dalam masa selanjutnya. Proses akhir ini harus melewati seleksi yang lebih ketat, tidak boleh ada kerikil kecil atau bahan lain yang nantinya bisa merusak dan menggagalkan proses pembuatan bejana. Proses ini seperti proses pemurnian emas, yang dibakar hingga mencair, kemudian diberi cairan kimia tertentu sehingga semua kotoran dan logam-logam campuran akan naik ke permukaan, dan setelah itu kotoran dan logam-logam campuran itu diambil dan dibuang. Ketahuilah, ini adalah masa campur tangan Tuhan untuk mengambil setiap kotoran demi kotoran bagi mereka yang mau untuk masuk dalam tahap selanjutnya. Kunci untuk berhasuk adalah hati yang terbuka, mau dibongkar, mau bertobat, kerelaan hati dan kerendahan hati untuk memegang kuat FirmanNya. Kalau kita belum berhasil melewati ini, maka masa selanjutnya tidak bisa kita jalani. Kita harus melewati proses ini dan tidak bisa "skip". Lama tidaknya proses ini bergantung sebesar apa kerelaan kita.


Masa pembuatan bejana

Masa ini dimulai dengan proses pertama yaitu : "bahan mentah diberi air, dibentuk berulang-ulang dengan alat putar, kadang diratakan dengan kayu". Dibentuk berulang-ulang sampai sesuai dengan apa yang Tuhan mau. Jika sang Penjunan tidak menyukainya, Ia akan meremas-remasnya kembali menjadi gumpalan, lalu... memulai kembali dari awal. Berapa kali Tuhan harus meremas-remas hati kita menjadi gumpalan kembali ketika ditemui jika banyak bentukan yang tidak sesuai dengan kehendakNya? Brapa banyak waktu yang terbuang? Saat proses ini, hati kita masih memiliki keinginan sendiri, kelemahan hati. Bagi manusia, tidak mudah untuk menyelami hati dan apa maunya Tuhan. Oleh karena itu, dengan hati yang sudah lembut dan bersih, kita mau belajar rela untuk diarahkan dan mengenal cara Dia bekerja. Ada suatu waktu, tiba-tiba Tuhan mencabut bagian dari hidup kita, biasanya yang berharga buat hati kita. Suatu ketika pula, kita dihadapkan dengan kerasnya "kayu" Firman Tuhan yang mendidik kita.

Setelah Tuhan menyukai bentuknya, maka proses kedua yang akan kita alami adalah: "didinginkan dalam gudang bertahun-tahun lamanya". Tujuannya adalah supaya bejana hasil bentukan itu menjadi sempurna, tanah liatnya menjadi kokoh, solid, padat dan tidak mudah pecah, sanggup menampung air tanpa rembesan. Ini adalah proses ujian penundaan dan dilupakan. Banyak yang menyerah karena tidak tahan dan meninggalkan apa yang Tuhan mau dalam hidupnya. Kadang ketika kita merasa dilupakan dan diabaikan, air mata kita bisa sering mengalir dan tiba-tiba kehilangan smangat. Kuncinya adalah komitmen untuk sampai pada garis akhir, tetap berjuang, memiliki pengertian, ketabahan, kesabaran dan jiwa yang besar.

Proses ketiga: "proses diwarnai". Proses yang menuntut kepasrahan karena Tuhan akan melukis dan menorehkan warna dalam hati dan hidup kita. Tidak ada iri/ protes dengan bejana yang lain. Setiap bejana akan Tuhan ukir berbeda sesuai dengan asal mula yang Tuhan mau. Kasih Tuhan sama bagi smua bejanaNya, namun cara Tuhan menyatakan kasihNya seringkali berbeda antara satu dengan bejana yang lain.

Kita siap dibakar? Karna ini adalah proses selanjutnya: "dibakar supaya warna lukisan itu meresap ke dalam tubuh bejana, menjadi satu antara cat dan tubuh bejana". Ini adalah proses akhir sebelum bejana ditandatangani/ dimateraikan oleh pembuatnya. Pembakaran ini supaya kita makin matang dan dewasa di dalamNya.

Proses yang kita alami akan menghasilkan perubahan hati ke arah yang positif. Hati dan karakter yang Tuhan tidak mau akan dibuangNya. Selain itu, hati kita dipenuhi dengan pengenalan dan pengalaman bersama Tuhan.

Kesemuanya membutuhkan kesiapan kapasitas hati untuk mau diperbesar. Kekuatan hati adalah senjata yang ampuh dalam menjalani kehidupan ini, tapi kapasitas hati yang diperbesar di hadapan Tuhan adalah alat yang ampuh untuk menerima anugrah besar yang dicurahkan dari tanganNya.


Si Penyesat yang Semakin Hebat ( By Pdt. Bigman Sirait )

Dunia memang sangat menawan dengan untaian kenikmatan hidup. Beberapa pengkhotbah, dengan jeli menangkap peluang dan membungkus kenikmatan atas nama berkat Tuhan. Menawarkannya kepada umat, dan, gayung bersambut, umat berebut. Ironis, tapi itulah lukisan kehidupan masa kini. Kebenaran makin dipinggirkan, umat makin menyukai kepalsuan. Secara umum, inilah kondisi kerohanian umat masa kini. Maka kesuksesan kepalsuan semakin menggila, ya si penyesat semakin menghebat.



ALKITAB penuh dengan hal yang paradoks, sehingga menuntut umat mampu berpikir paradoks pula. Sebagai istilah, mungkin banyak umat tak memahaminya, namun secara esensial mereka sudah menjalaninya. Lihatlah kisah-kisah Alkitab, tentang seorang janda miskin, yang seharusnya mengasihani diri dalam kekurangan, malah memberi dengan kelimpahan. Lihat pula kisah penyaliban Yesus Kristus. Di perjalanan DIA memikul salib yang berat, bukan saja sebagai beban fisik tetapi juga suasana batin yang sendiri dan terpojok. Dia layak dikasihani. Perempuan-perempuan Yerusalem bisa merasakan hal itu, mereka bersimpati dan menangis buat DIA, namun Yesus memandang mereka dan berkata, “Jangan tangisi AKU tetapi tangisilah dirimu”.  Ah, totalitas paradoks.

Paradoks adalah dua hal yang bertolak belakang namun benar. Si janda miskin tapi memberi bagaikan janda kaya. Yesus yang memikul salib tapi mengasihani mereka yang tak memikul salib. Si janda memang miskin materi namun dia sangat kaya rohani, tindakannya itulah yang disebut paradoks. Mestinya sebagai seorang miskin dia meminta ke sana ke mari, namun hebat, bukannya meminta malah dia memberi. Begitu pula dengan Yesus Kristus, DIA sangat layak menerima belas kasihan perempuan-perempuan Yerusalem, namun DIA sedang merasakan “kenikmatan” menjalankan tugas dalam penderitaan penebusan, dan justru mengasihani mereka yang tak terlibat di dalamnya.

Di dalam keparadoksan itu ada kebenaran yang mutlak, namun naluri kemanusiaan kita sebagai orang berdosa tak menyukainya. Mengikut Yesus selalu diterjemahkan mendapatkan apa yang kita inginkan, walaupun dengan jelas, Yesus  berkata jika mau mengikut DIA: “Sangkal dirimu, pikul salibmu, ikulah AKU”. Dan, herannya, umat lebih percaya dan menikmati sepenuhnya khotbah-khotbah yang menjanjikan kesuksesan tanpa batas, dan dengan sadar menghindari khotbah-khotbah tentang salib itu.



Pengkhotbah-pengkhotbah karbitan, yang tak rela menginvestasi waktu untuk belajar, tapi selalu mau berkhotbah, mereka menjadi agen percepatan kesesatan. Mereka sangat cepat merekam berbagai khotbah tanpa mampu menyaringnya. Mereka meneruskan khotbah itu tanpa menyadari kesalahannya. Dan, akhirnya mereka terlibat menjadi agen kesalahan, dan jangan heran jika kesesatan semakin menggila. Semua orang masuk dalam barisan menjadi pendoa, penglihat, penubuat. Sayangnya, lagi-lagi tak ada waktu untuk menjadi pembelajar Injil. Semua berkajang pada opini diri, bukan kebenaran.

Alangkah indahnya seorang yang berdoa, mendoakan banyak hal, karena mengerti kebenaran, dan rindu semua orang mengenal kebenaran. Bukannya berdoa untuk mendapat petunjuk ini dan itu, yang mirip dengan tradisi peramal, hanya saja berbaju kristiani. Alangkah indahnya para pengkhotbah yang memberitakan kebenaran seutuhnya, mereka adalah utusan pemberita kabar baik. Mereka tak pernah berhenti untuk belajar kebenaran, tak terjebak dalam situasi semu kerohanian, dan yang lebih penting, buah kehidupan mereka tampak nyata, terukur dan bisa dirasakan. Namun barisan seperti ini semakin langka, inilah realita yang menyedihkan dalam kekristenan.

Di sisi lain, umat makin enggan menggali kebenaran Firman. Tak pernah bergairah memakai akal budi yang Tuhan berikan, yang untuk itu Alkitab berkata: “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu” (Matius 22:37). Ya, dengan segenap akal budimu, untuk berpikir mengerti Alkitab dan menguji segala sesuatu (1 Tesalonika 5: 21). Umat malah diajar tak kritis, tak menguji, bahkan diajar untuk mengabaikan akal budi. Sungguh ini sebuah pelecehan terhadap anugerah Allah, yang memberikan akal budi kepada manusia untuk berpikir. Penekanan pengabaian akal budi memang merupakan jurus dan siasat si penyesat, agar umat tak lagi waspada, tak lagi menguji, sehingga mudah untuk disesatkan.

Situasi hidup yang memang terasa semakin berat, menjadi sebuah kondisi yang rentan terhadap sikap kritis umat. Umat terjebak kepada jalan pintas, tak rela bergumul. Dan, yang lebih berat lagi adalah umat cenderung menikmati berbagai kegiatan rohani sebagai wadah melarikan diri dari persoalan hidup yang sesungguhnya. Di situasi ini tak heran jika tempat kegiatan rohani yang menawarkan acara yang emosional, ritual pelepasan, menjadi daya tarik tersendiri. Doa tak ubahnya mantera, penumpangan tangan bagaikan pengaliran tenaga dalam, yang prakteknya mudah ditemukan di berbagai acara ritual lainnya. Yang beda, yang ini bungkus Kristen, yang lain bukan, tapi esensinya sama. Si penyesat pun semakin hebat karena panen besar menggarap umat yang kehilangan arah.

Semoga kita yang masih mencintai kebenaran yang seutuhnya terpanggil membuat barisan, merebut, atau paling tidak menolong umat agar tak terperangkap. Atau Anda akan berkata, “Ah itu bukan urusan saya, terserah masing-masing mau pilih yang mana”. Namun yang pasti Alkitab tak pernah memberi pilihan, kecuali taat dan hidup sesuai ketetapan Firman (Mazmur 119:105).

Selamat bijak, dan tak terjebak oleh tipu si penyesat.


Peran Seorang Sahabat Sejati

Amsal 16:24

"Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang."


Ketika anda sudah berusaha mati-matian dan yang anda tuai hanya kritik, apa rasanya ketika tiba-tiba ada seorang teman yang menghargai dengan mengucapkan kata-kata yang manis? Bagi saya rasanya bagaikan sepercik air segar menerpa muka yang sedang kepanasan dan kelelahan. It's like a splash of fresh, cold water on a hot sunny day. Manis rasanya. Menyegarkan, melegakan, menyenangkan, menggembirakan. Saya bukan orang yang suka mencari pujian dari orang lain, tetapi jujur, ada kalanya saya merasa sedih ketika usaha keras saya tidak mendapat apresiasi apa-apa dari siapapun. Ada atau tanpa pujian saya akan terus maju mengerjakan apapun yang ada di pundak saya dengan sebaik-baiknya, tetapi betapa bahagia rasanya jika ada satu atau dua ucapan yang menyemangati dan mengapresiasinya. Ada beberapa musisi yang sudah berkecimpung di dunia musik secara total menuangkan kreatifitas, waktu, tenaga bahkan tidak jarang mensupport diri sendiri secara finansial selama beberapa dasawarsa, namun mereka merasa tidak ada yang peduli. Salah satunya pernah berkata kepada saya "Yang kenal saja jarang, apalagi yang menghargai", katanya miris. Ketika bertemu dengan orang yang ternyata peduli dan mengerti mereka, itu sangatlah berharga rasanya. "Rasanya tidak sia-sia saya berjuang 20 tahun ini, akhirnya ada yang mengerti saya." katanya. Kita hidup di dalam dunia yang semakin lama semakin individualis, semakin malas untuk menghargai apalagi memberi dukungan termasuk lewat kata-kata yang menyemangati. Penghargaan atas usaha dan kerja keras semakin langka, dan orang lebih tertarik untuk mengkritik atau bahkan berburuk sangka ketimbang mengeluarkan kata-kata tulus yang sedap didengar.

A splash of cold water on a hot sunny day, itu tentu sangat menyegarkan dan bermakna. Dan itu bisa kita rasakan bahkan lewat satu orang saja ditengah ketidakpedulian ribuan orang. Itu tidak akan pernah ada apabila kita tidak memiliki seorang teman pun. Sebuah penelitian yang pernah saya baca mengatakan bahwa kehadiran teman sejati bisa menurunkan tekanan darah, membuat rileks, tenang dan sebagainya. Dengan demikian kita bisa hidup lebih lama dan lebih baik, bahkan ada sebuah penelitian lain yang menyebutkan bahwa wanita secara umum hidup lebih lama dari pria karena wanita relatif punya lebih banyak waktu untuk dilewatkan bersama teman-temannya. Mencari teman di saat kita senang tentu mudah, tapi seorang sahabat sejati biasanya hadir justru di saat kita sedang susah. Salomo berkata: "Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran." (Amsal 17:17). Dan ketika ada seorang sahabat seperti ini hadir dalam hidup kita, bersyukurlah, karena tidak semua orang bisa merasakannya, apalagi di hari-hari dimana egoisme dan individualisme semakin langka di dunia ini. Dari mereka kita bisa mendapatkan penghiburan, setidaknya kita tahu ada orang yang akan selalu siap mendengar dan memberi penghiburan meski mungkin tidak bisa membantu lebih dari itu. Dan Amsal Salomo pun mengatakan: "Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang." (Amsal 16:24). Dalam bahasa Inggrisnya dikatakan, "Pleasant words are as a honeycomb, sweet to the mind and healing to the body." Dari sahabat sejati meski satu orang pun, kita bisa merasakan manisnya arti pertemanan yang bukan saja terasa bagai madu tetapi juga bisa menyehatkan atau menyembuhkan tubuh.

Tidaklah heran apabila Paulus menganjurkan kita: "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." (Filipi 4:8). Semua yang manis, sedap didengar, yang disebut kebajikan dan patut dipuji. Itu yang seharusnya menjadi fokus perhatian kita. Paulus bukan bermaksud mengajak kita untuk bermanis mulut karena ada agenda terselubung dibelakangnya. Dia tidak meminta kita untuk manis jika ada maunya. Paulus mengajak kita untuk tidak mahal memberi pujian dan mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dengan tulus, karena itu akan sangat berarti, bagai sarang madu dan bisa menyehatkan tubuh orang yang menerimanya. Saya yakin tidak terlalu susah bagi kita untuk memberi pujian secara tulus atas usaha keras seseorang, dan itu tidak memerlukan biaya sama sekali. Tetapi lihatlah faedahnya bagi orang yang dituju. Tidak jarang kita melihat orang kembali punya semangat hidup melihat dukungan teman-temannya, bahkan tidak jarang pula orang cepat sembuh dari sakitnya bukan karena obat tetapi justru karena ia merasakan kasih dari para sahabat yang sejati.

Bagi yang pernah mengalaminya tentu tahu betapa besar peran sahabat dalam hidup kita ini. Jika kita merasakannya, mengapa kita tidak menempatkan diri kita sendiri pula sebagai seorang sahabat yang baik bagi teman-teman kita? Mengapa kita harus malas dan merasa rugi untuk membesarkan semangat teman yang sedang jatuh dan seringkali begitu sulit untuk memberi pujian? Serangkaian kata-kata manis pujian bisa begitu berharga seperti segelas air dingin yang manis ketika kita sedang kehausan. Alkitab berkata manis bagai sarang madu dan bisa berfungsi lebih jauh untuk menyembuhkan, obat bagi tulang-tulang, healing to the body
.

Seorang sahabat sejati adalah sahabat yang mau merasakan penderitaan kita, mau menangis bersama dan memberi kenyamanan di saat-saat sulit. Seorang sahabat sejati adalah sahabat yang selalu tertawa bersama kita disaat senang, dan selalu siap membangkitkan kembali rasa sukacita. Seorang sahabat sejati adalah sahabat yang dengan rajin mendoakan temannya. Seorang sahabat sejati adalah sahabat yang tidak sungkan untuk memberi masukan atau kritikan membangun dengan cara yang bijaksana. Seorang sahabat sejati adalah sahabat yang mau berbagi hati dan membuka diri agar bisa saling mengenal dengan lebih baik. Seorang sahabat sejati adalah sahabat yang tidak menyimpan-nyimpan kesalahan tetapi mau memaafkan dan dimaafkan, karena disana kita bisa mengaplikasikan kasih Allah bagi manusia. Seorang sahabat sejati adalah sahabat yang siap menjadi teman bertumbuh hingga tua, saling berbagi dan mengisi dalam kondisi apapun. Seorang sahabat sejati itu baik bagi jiwa. Jika kita mengharapkan kehadiran seorang sahabat seperti ini dalam hidup kita, bagaimana kalau kita yang memulainya terlebih dahulu?

Jadilah seorang sahabat sejati seperti halnya Kristus mengulurkan jabat persahabatan dengan kita


Muliakan Tuhan Dengan apa yang kamu Miliki

Yohanes 9:1-3
9:1. Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
9:2 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"
9:3 Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.




Banyak dari kita tak dapat menerima kondisi, talenta, bakat, postur tubuh, wajah, pekerjaan, atau apa saja yang kita miliki. Kadang kita membanding-banding kondisi kita dengan kondisi orang lain dan merasa kita adalah orang yang paling tak beruntung di dunia ini dibandingkan dengan orang lain. Bila ada teman kita memiliki wajah yang cantik, prestasi akademik yang lebih baik, karier yang lebih baik, kita berusaha ingin seperti dia, dan kemudian ketika kita tak dapat mencapainya, kita mulai merasa iri hati atau bahkan menyalahkan orang lain, orangtua kita, atau bahkan Tuhan, mengapa orang lain diberikan hal yang baik dan kita tidak.

Tuhan menciptakan setiap orang dengan maksud dan tujuan tertentu. Ada arti, ada tujuan dalam diri setiap orang di dunia ini ketika ia dilahirkan. Setiap orang diberikan sesuatu yang berbeda sesuai dengan tujuan masing-masing. Semuanya itu adalah demi untuk kemuliaan namaNya.

Daud mengatakan dalam Mazmur 139:13-14 Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. 139:14 Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.

Tuhanlah yang merencanakan kehadiran setiap orang di dunia ini, Ia tidak merancang kita sambil lalu, Ia tidak merancang kita asal-asalan, namun Tuhan menenun kita, Ia merencanakan dengan seksama kehadiran setiap orang di dunia ini dan hal itu adalah suatu perbuatan yang ajaib, suatu kejadian yang dasyat. Bayangkan Tuhan merancang anda dengan hati-hati, menanamkan di dalam diri kita masing-masing suatu benih, suatu bakat, suatu talenta agar kelak melalui benih, talenta atau apa saja itu yang ditaruh Tuhan dalam diri kita, akan menjadikan hidup kita berbeda dari orang lain, unik, dan memuliakan karya ciptaanNya. Tuhan adalah perancang yang hebat, seniman yang yang ajaib, arsitek yang mulia bagi ciptaan-ciptaannya. Semua yang diciptakanNya baik dan agung.


Kamis, 07 April 2011

Peaceful Sleep

Mazmur 4:9

"Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman."


Semua mahluk hidup memerlukan cukup tidur agar tetap sehat. Disaat kita beristirahat dan tidur tubuh kita melakukan perbaikan terhadap berbagai kerusakan jaringan sel yang terjadi akibat berbagai aktivitas atau kegiatan kita sehari-hari. Sebuah penelitian mengatakan bahwa orang yang banyak mempergunakan otak/pikiran dalam bekerja memerlukan tidur yang lebih lama dibanding orang yang bekerja mempergunakan tenaga atau fisik. Ketika tubuh kita sedang sakit, kitapun membutuhkan waktu lebih banyak lagi agar tubuh punya cukup waktu untuk mengganti sel-sel yang rusak agar kita bisa kembali pulih. secara umum para ahli sepakat bahwa orang dewasa memerlukan sekitar tujuh jam sehari untuk tidur. Apa yang terjadi jika kita kurang tidur? Kita akan rentan terserang penyakit. Tubuh kita akan terasa lemas, kita sulit konsentrasi, dalam kadar kekurangan tertentu emosi menjadi labil, bahkan bisa membawa halusinasi apabila tubuh dibiarkan tidak tidur berhari-hari secara maraton.

Tidur adalah sebuah hal yang penting dalam hidup. Semua orang tahu itu, tetapi ada kalanya kita mengalami satu dan lain hal yang bisa membuat kita sulit tidur. Bisa jadi tumpukan pekerjaan dan jadwal deadline yang sudah mepet, bisa jadi pula banyak persoalan yang membebani pikiran kita sehingga kita menjadi sulit tidur. Kekhawatiran, ketakutan, kegelisahan, stres, depresi, semua itu bisa menjadi penyebabnya. Bahkan untuk memejamkan mata pun kita sulit. Secara tidak sengaja istri saya menemukan sebuah video di youtube yang berisikan doa yang diucapkan seorang wanita sebelum tidur. Doa yang sangat indah terangkai selama lebih kurang 7 menit, dan setiap bagian membuat saya tersenyum dalam damai. Lihatlah salah satu penggalannya:
"I can trust him wholeheartedly with every care or concern, I can fall to sleep in peace, knowing that God is ministering to my spirit and will give me the wisdom, knowledge and the sermon I need, as I surrender in relinquish control."
Sebuah petikan doa yang indah bukan? Petikan ini menggambarkan sebuah ketergantungan dan penyerahan diri secara total kepada Tuhan, lepas dari segala kesibukan dan beban hidup sehari-hari, seberat apapun itu untuk kembali sepenuhnya kepada Tuhan dan menyerahkan segalanya ke dalam pemeliharaanNya.

Daud adalah seseorang yang terkenal memiliki kedekatan yang sangat intim dengan Tuhan sejak masa kecilnya. Meski demikian, tidak serta merta hidupnya bebas masalah. Justru sebaliknya, masalah berulang kali mampir ke dalam sejarah hidup Daud, dimana banyak di antaranya merupakan masalah hidup dan mati, yang jika kita alami akan segera membuat kita ketakutan. Tapi dalam banyak kesempatan, justru di saat-saat genting itulah Daud menunjukkan penyerahan dirinya secara total dengan kepecayaan sepenuh-penuhnya kepada Tuhan. Lihatlah salah satunya dalam Mazmur 34:1-22. Disana Daud menyatakan dengan jelas indahnya berada dalam perlindungan Tuhan. Lihat apa katanya: "Orang yang tertindas ini berseru, dan TUHAN mendengar; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya." (Mazmur 34:7). Lalu, "Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka." (ay 8). Dan lain-lain. Itulah sebabnya Daud dengan lantang berkata: "Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!" (ay 9). Dan ingatlah ini diucapkan oleh orang yang memiliki banyak masalah sepanjang hidupnya.

Menarik jika kita perhatikan betapa banyaknya Daud menyerukan kebaikan Tuhan. Sepanjang kitab Mazmur kita bisa menemukan ratusan ayat yang menunjukkan iman Daud yang percaya sepenuhnya kepada Tuhan meski ketika ia sedang menghadapi masalah atau bahaya. Dalam kitab 2 Samuel pun kita bisa menemukan perkataan Daud yang tegas menunjukkan seperti apa kebaikan Tuhan itu menaungi hidupnya. "Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku, tempat pelarianku, juruselamatku; Engkau menyelamatkan aku dari kekerasan." (2 Samuel 22:3). Mungkin pada saat-saat tertentu Daud masih berada dalam situasi sulit, tetapi dia percaya bahwa Tuhan akan melepaskannya tepat pada saatnya. Untuk situasi seperti itulah kita memerlukan iman, sebuah iman yang akan memerdekakan kita dari rasa takut, khawatir, cemas dan sebagainya, hal-hal yang bisa dengan mudah merebut sukacita dan kedamaian dari hidup kita dan membuat kita sulit tidur.

Doa Daud di malam hari dalam Mazmur 4:1-8 menunjukkan pandangan Daud akan penyertaan Tuhan dan pertolongannya. Disana kita bisa melihat bagaimana Daud menyadari betul bahwa Tuhan penuh kasih setia dalam menyertai kita, dan Dia punya kuasa yang lebih besar dari apapun. Dengan menyadari itu Daud pun tahu, untuk apa ia harus takut? Karena itulah Daud bisa berkata: "Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman." (Mazmur 4:9) Tepat seperti petikan doa di atas, Daud berkata "In peace I will both lie down and sleep, for You, Lord, alone make me dwell in safety and confident trust."

Firman Tuhan berkata: "Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya." (Yesaya 26:3). Hati yang teguh dan percaya sepenuhnya kepada Tuhan akan Dia jaga dengan damai sejahtera yang melimpah. Jika kita menyadari bahwa Tuhan yang menjanjikan ini memiliki kuasa jauh diatas apapun, kita seharusnya bisa tenang dalam menghadapi kesulitan apapun. Pada kesempatan lain Daud disebutkan tengah lari dari makar yang dilakukan anaknya sendiri, Absalom. Itu situasi yang pasti terasa menyakitkan sekaligus menakutkan. Tetapi perhatikan, justru dalam situasi ini kita menemukan kata-kata Daud berikut: "Aku membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun, sebab TUHAN menopang aku!" (Mazmur 3:6).

Ketika banyak tekanan membuat kita sulit tidur, ketika kita dihadapkan kepada situasi-situasi sulit yang seolah tidak punya penyelesaian atau jawaban, serahkanlah semua kepada Tuhan. Ada ribuan janji Tuhan sepanjang Alkitab yang seharusnya lebih dari cukup untuk membuat kita tenang. Kita bisa panik, gemetar ketakutan, atau terus berteriak meminta pertolongan, tetapi Alkitab berkata bahwa ada kalanya kita justru harus diam dan menyadari betul dengan iman kita bahwa Allah ada bersama kita dan lebih dari tahu bagaimana untuk menolong kita. "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!"  (Mazmur 46:11). "Let be and be still, and know that I am God." Itu bunyi Firman Tuhan. Apabila ada di antara teman-teman yang tengah mengalami banyak masalah atau beban pikiran hari ini dan karenanya menjadi sulit tidur, serahkanlah segalanya ke dalam tangan Tuhan. Bacalah kembali petikan doa yang sangat indah di atas dan resapi betul penyertaan dan kebaikan Tuhan dalam hidup anda seperti semua yang telah Dia janjikan. Di dalam Tuhan ada kelegaan, di dalam Tuhan ada jawaban, di dalam Tuhan ada pertolongan. Tidak ada satu masalahpun yang bisa lebih besar dari kuasa Tuhan. Malam ini datanglah kepadaNya dan rasakan kelembutan jamahan Tuhan yang mampu memberikan kelegaan sehingga anda akan bisa beristirahat dengan tenang. Selamat beristirahat, tidurlah dengan nyenyak agar anda merasakan kesegaran sepenuhnya esok hari.

Tidurlah dengan nyenyak dan tenang, sebab bersama Tuhan tidak ada yang perlu kita khawatirkan


C. Pierce : Jepang: Sebuah Negara yang Sedang Diatur Ulang !

Dear Steady Saints :
Di bawah ini adalah perkataan profetik bagi kita untuk memperkatakan dan menggunakan fokus doa di masa kegoncangan ini ! Minggu lalu Allah menuntun kami untuk berdoa dan bernubuat atas bebeberapa hal utama bagi masa depan.

Mzm. 61 berkata, “Dengarkanlah kiranya seruanku, ya Allah, perhatikanlah doaku! Dari ujung bumi aku berseru kepada-Mu, karena hatiku lemah lesu; tuntunlah aku ke gunung batu yang terlalu tinggi bagiku.”
Bapa, kami meminta kepadaMu agar pengurapan yang baru turun ke bumi untuk menuntun umatMu masuk ke tempat yang jauh lebih tinggi dari tempat dimana mereka saat ini berada. Bawalah kami ke tempat perlindungan yang lebih tinggi, tempat visi yang lebih tinggi, tempat kekuatan yang lebih tinggi. Bawalah kami ke tempat-tempat tinggi dimana musuh memerintah dan struktur-struktur penyembahan yang telah lama dibangun dan berdiri yang menciptakan atmosfir yang salah di bumi. Bawalah kami naik ke tempat yang lebih tinggi, ya Tuhan!
Biarlah seruan dari umatMu di seluruh penjuru naik ke altarMu. Biarlah seruan dari Spanyol, Gibraltar… seruan yang akan naik dari Jepang kepada Allah yang benar yang berkata, “Tuntunlah kami ke pegunungan yang lebih tinggi. Tuntunlah kami ke tempat dimana kami belum pernah kami pijaki di dalam Roh.” Biarlah seruan bangkit dari Timur Tengah sehingga di padang gurun tersedia pegunungan untuk umatMu tuju. Bangkitkan seruan di seluruh penjuru bumi yang akan mengatur ulang cara-cara kami bertindak.

Selama ini saya mendoakan Amos 7:4-6. Sub bab di dalam Alkitab yang saya baca adalah: “Penglihatan kedua: Api.” Banyak orang menjadi takut atas apa yang terjadi di Jepang dan karena “Gugusan Api” yang melingkari Samudera Pasifik. Hal ini menyentak banyak negara,termasuk AS. Kita telah melihat Chili, Selandia Baru, dan Jepang tergoncang dengan kuatnya di tahun ini. Seattle, Kepulauan Aleut, Alaska, California, dan beberapa area di Meksiko dapat tergoncang dengan cara yang sama.




  • “Aku Telah Memanggilmu untuk Mengatur Ulang Bangsa-bangsa”

Allah berkata, “Aku sedang membuat urutan goncangan. Berdirilah bersama-Ku karena musuh  hendak menggoncangkan banyak hal di luar dari pewaktuan-Ku. Goncangan adalah kunci bagi tiga tahun ke depan. Aku sedang mengatur ulang ekonomi-ekonomi dunia. Aku menggerakkan umat-Ku ke suatu tatanan yang baru dan mengatur ulang bangsa-bangsa. Musuh akan mengubah masa dan hukum. UmatKu harus bangkit dan tidak menyerukan ketakutan mereka, sebaliknya mereka harus mendoakan panggilan yang Aku perpanjang bagi mereka di saat sekarang.

“Aku telah menjadikanmu suatu bangsa di atas bangsa-bangsa yang lain dan Aku telah memanggilMU untuk mengatur ulang bangsa-bangsa dan untuk mengatur ulang rancangan Kerajaan-Ku di bumi. Aku telah memanggilmu untuk membangun bisnis Kerajaan dan mengatur ulang proses Kerajaan. Aku telah memanggilmu untuk menunjukkan dirimu di pertemuan-pertemuan yang belum pernah engkau lihat sebelumnya. Gereja yang sebelumnya dikenal sangat kaya demi nama-Ku, telah membawa banyak jiwa masuk dalam pencerahan rohani. Tetapi Gereja yang selama ini engkau kenal sedang berubah. Aku akan membangun suatu Gereja yang baru.

“Namun demikian, engkau hanya akan menerima rancangan-Ku saat tanganmu menerima kunci-kunci Kerajaan yang akan membuka rahasia-rahasiaKu yang terpendam di saat ini. Kunci-kunci Kerajaan akan membuka jalan masukmu menuju musim di depan. Aku membawa satu tatanan yang berbeda dan dengan cara yang berbeda. Aku membawa kapal-kapal yang penuh pewahyuan di saat ini bagi umat-Ku. Inilah material untuk membangun yang dibutuhkan di masa depan. Ini adalah kapal-kapal Kerajaan yang berbeda dari kapal manapun yang pernah engkau lihat. Banyak hal sedang berubah di saat ini, dan engkaulah yang harus bersekutu denganKu.
Amos 7:4 berkata, “Inilah yang diperlihatkan Tuhan ALLAH kepadaku: Tampak Tuhan ALLAH memanggil api untuk melakukan hukuman. Api itu memakan habis samudera raya dan akan memakan habis tanah ladang.”
Bapa, kami membawa area Jepang yang menjadi korban, yang tertimbun dan hancur, area yang tergoncang dan diatur ulang, dimana banyak  nyawa terhilang. Tuhan, kami meminta mataMu untuk menjelajah area-area tsb. Amos 7:5-6 melanjutkan, “Lalu aku berkata: “Tuhan ALLAH, hentikanlah kiranya! Bagaimanakah Yakub dapat bertahan? Bukankah ia kecil?” Maka menyesallah TUHAN karena hal itu. “Inipun tidak akan terjadi,” firman Tuhan ALLAH.”




  • “Jika Engkau Berseru, ‘Berhenti’, Maka Aku Akan Berhenti”

Mintalah suatu waktu penghentian.
Berdirilah bersama-Ku, dan musuh kini takkan mampu masuk dan menggoncangkan tempat yang belum Aku persiapkan untuk bergoncang. Mintalah suatu waktu penghentian hingga orang-orang dapat mengatur ulang cara-cara mereka bertindak, maka rancangan KerajaanKu akan maju. Berserulah, ‘Berhenti!’ Jika engkau berseru, ‘Berhenti’, maka Aku akan ‘Berhenti’ dan musuh akan menghentikan rencananya untuk membinasakan orang-orang tidak bersalah yang tak tahu apa-apa. Bersiaplah saat ini, agar engkau dapat berseru! Seruan Allah ada di dalammu. Aku telah menempatkan seruanKu di dalammu. Jika engkau berseru dari dalam hatimu, maka Aku dapat menenangkan bagian-bagian yang terdalam! Karena kasihKu bagi umatKu jauh lebih dalam dari lautan. KasihKu dapat menenangkan lautan dan memulihkan setiap pelanggaran!

Apa yang dapat dilakukan oleh umatKu dan para nabiKu adalah bersepakat denganKu.
Mereka tak boleh meletakkan tangan mereka pada ha-hal yang kokoh! Itulah yang Uzia lakukan. Uzia menaruh tangannya untuk mengokohkan sesuatu yang harus dijadikan mimbar yang baru. Akulah yang menciptakan mimbar yang dapat menghadirkan HadiratKu ke masa depan. Mintalah kepadaKu untuk mengatur ulang segala sesuatu yang harus diatur ulang! Hal ini akan menghalangi musuh untuk menciptakan konflik dan kekacauan.
“Penundaan dan penghentian adalah hal-hal yang Aku perkatakan dari Surga. Jika engkau hendak berperang demi penundaan, Aku akan memberimu waktu untuk membangun ulang mimbar yang takkan tergoncang. Aku akan memberimu waktu untuk membangun ulang hal-hal yang dapat membuatmu tenggelam di hari-hari ke depan. Apa yang engkau bangun saat ini takkan bertahan di musim depan ini. Evaluasi dan revisi rencana pembangunanmu dan berbicaralah kepadaKu. Jika engkau melakukan hal ini, maka apa yang akan Aku goncangkan di hari-hari ke depan takkan menggoncangkan apapun yang sedang engkau bangun!

Terimalah anugerahKu di saat ini!”


Barbie Breathitt : Keluarkan Kata Impossible dan Can’t dari Kamus Hidup Anda

Keluarkan kata impossible dan can’t dari kamus hidup anda. Bersama Tuhan, melalui doa, permohonan,dan perencanaan yang matang – semua hal pasti menjadi mungkin! Segala perkara dapat kulakukan di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

Kristus menyuruh kita untuk menjadi para pelaku Firman dan tidak sekedar menjadi pendengar semata. Orang yang dinamis membuat perencanaan dan mengikuti impian-impian hidup mereka. Proses pemikiran yang imajinatif menghasilkan perencanaan yang penuh sumber daya, yang akan membawa kita pada tindakan dan kesuksesan yang besar. Jangan ijinkan diri anda menjadi orang yang rata-rata atau sedang-sedang saja. Saat Allah memberi suatu ide atau impian yang dahsyat kepada anda, pasti ada jalan untuk meraihnya. Semua hal mungkin adanya.




Keyakinan untuk menjalankan impian menjadi tindakan akan menolong anda untuk bertumbuh. Tapi penundaan membuat kita takut untuk bertumbuh. Saat pintu kesempatan yang baru muncul, ketuklah. Jika terbuka, ambillah langkah pertama dan masukilah wilayah yang baru. Memulai sesuatu yang baru menuntut anda untuk mengambil langkah pertama. Pastikan untuk melangkah maju menggapai masa depan. Saat anda sudah memulainya, percepatlah momentum anda.
Kata jangan dan tidak bisa menyenangkan pikiran negatif yang memberitahu mimpi, tujuan dan keinginan anda bahwa, “Hal itu mustahil.” Mendengarkan bahasa negatif dalam diri anda menghasilkan depresi, keputusasaan atau keadaan patah semangat.

Jika anda adalah pelaku Firman, anda harus mendengarkan suara Roh Kudus. Ia menjadi Pelatih Hidup anda. Roh Kudus berkata, “Apapun yang dikerjakan oleh kedua tanganmu akan berhasil. Kemenangan pasti terjadi! Engkau pasti bisa! Anda dapat melakukan hal-hal yang tidak mungkin karena anda percaya kepada Allah dan diri anda dan orang lain. Anda memiliki bakat dan talenta yang dibutuhkan. Anda dapat mengumpulkan sumber daya dan manusia yang anda butuhkan. Anda adalah orang yang tepat bagi pekerjaan itu. Anda layak mendapatkan promosi. Anda dapat berubah dan mengubah hidup anda. Anda sungguh luar biasa. Anda dapat mengubah dunia !”

2 Pet. 1:2-4 :
”Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita. Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.”

  • Percaya Saja !!!

Apa yang dipikirkan oleh pria atau wanita di dalam hati mereka, itulah diri mereka yang sebenarnya. Jika anda berpikir bahwa anda akan menjadi seorang yang sukses, maka terjadilah. Jika anda memikirkan setiap penghalang atau situasi yang sulit sebagai kesempatan untuk bertumbuh, belajar, dan bertambah kuat, maka terjadilah.
Anda jauh lebih baik dari apa yang anda pikirkan tentang diri anda. Percayalah kepada Allah yang telah memanggil anda. Percayalah kepada Allah yang akan mengaruniakan kehidupan yang berhasil, bahagia, dan berlimpah. Milikilah iman untuk menetapkan dan memenangkan tujuan-tujuan yang besar. Lingkungan anda mempengaruhi pikiran sadar dan bawah sadar anda. Sikap dan menghargai diri anda berasal dari orang-orang yang ada dalam pergaulan anda. 1 Kor. 15:33 berkata, “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” Kerendahan hati melahirkan kerendahan hati. Ambisi melahirkan ambisi. Kesuksesan melahirkan kesuksesan. Pilihlah teman-teman anda dengan bijaksana.
Anda telah dipilih untuk melakukan “perkara-perkara besar”! KuasaNya akan mengalir bersama anda, hanya jika anda percaya! Janganlah anda mempercayai dusta! Darah Yesuslah yang melayakkan anda! Katakan, “Ini aku, Tuhan! Utuslah aku!” Belajarlah untuk mengalahkan segala bentuk ketakutan, pernyataan yang berlebih-lebihan, keragu-raguan, dan ketidak-percayaan.

Berdoa itu penting. Mendekatlah kepada Allah. Belajarlah bagaimana agar doa anda dijawab dengan memperkatakan Firman yang telah diurapi itu, bernubuat, membuat permohonan dan petisi, dan memerintahkan musuh untuk keluar dari keadaan dan hidup anda. Gunakan perkataan-perkataan Alkitabiah untuk meminta kemurahan, kebaikan dan anugerah Allah. Perkataan yang keluar dari mulut anda itu penting. Jangan mengeluh ataupun bersungut-sungut, tetapi perkatakan dengan yakin apa yang Allah katakan. Bangkitkan pengharapan dan harapan anda di dalam Allah!

  • Berpikirlah Besar dan Mintalah Perkara-perkara yang Besar! Allah Akan Menyingkapkan Hal-hal yang Rahasia dan Tersembunyi Melalui Penglihatan dan Mimpi

Berpikirlah besar dan mintalah perkara-perkara besar !
Mintalah! Carilah! Ketuklah! Dan teruslah mengetuk hingga pintu-pintu dan gerbang-gerbang ganda terbuka. Perkatakan hal-hal positif akan hidup, kasih, pengharapan dan ketetapan hati yang akan membuka pintu-pintu kesempatan. Anda adalah orang yang diurapi Allah. Ialah yang berjalan di depan anda. Allah yang memegang tangan anda untuk menjamin keberhasilan anda. Ia yang membuka pintu-pintu di depan anda dan gerbang-gerbang yang takkan tertutup bagi anda. Ia meluruskan jalan-jalan yang bengkok. Ia mengenal nama anda. Saat anda berfokus untuk menatap wajahNya, Ia akan memberikan kepada anda harta benda yang terpendam dan tersembunyi. Duduklah di kakiNya dan ijinkan Ia mengajar jalan-jalanNya kepada anda (Yes. 45).

Allah telah memberikan bagi kita roh hikmat dan wahyu agar kita dapat mengenalNya. Ia akan menerangi mata hati kita. Saat kita mencariNya, kita akan mendapati pengharapan akan panggilanNya, kekayaan kasih karuniaNya yang dilimpahkan bagi orang-orang kudus (Ef. 1:17).
Dalam Dan. 1:17, Akitab berkata bahwa Allah memberikan kepada mereka (Sadrakh, Mesakh, Abednego dan Daniel), pengetahuan dan keahlian tentang berbagai tulisan dan hikmat. Daniel juga mendapat pengertian akan berbagai penglihatan dan mimpi.

Berharaplah untuk mendapat pengertian rohani akan mimpi dan visi anda di tahun ini.
Temuilah mereka yang mengerti akan bahasa-bahasa mimpi yang misterius.
Allah akan menyingkapkan hal-hal yang terpendam dan tersembunyi melalui visi dan dunia mimpi: “Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui.” (Yer. 33:3).
Dan. 4:1-3: Aku berkenan memaklumkan tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang telah dilakukan Allah yang maha tinggi kepadaku. Betapa besarnya tanda-tanda-Nya dan betapa hebatnya mujizat-mujizat-Nya! Kerajaan-Nya adalah kerajaan yang kekal dan pemerintahan-Nya turun-temurun.


Berdoalah agar Kerajaan Allah ternyata di bumi. Dan. 5:12, 14, dan 16 berkata, “Karena pada orang itu terdapat roh yang luar biasa dan pengetahuan dan akal budi, sehingga dapat menerangkan mimpi, menyingkapkan hal-hal yang tersembunyi dan menguraikan kekusutan…” Telah kudengar tentang engkau, bahwa engkau penuh dengan roh Allah, dan bahwa padamu terdapat kecerahan, akal budi dan hikmat yang luar biasa…bahwa engkau dapat memberikan makna dan dapat menguraikan kekusutan.”


  • Kejarlah Impian Anda !!!

Ingat-ingat kembali mimpi dan pewahyuan masa lalu anda. Pikirkan impian-impian anda dengan hati yang tulus dan penuh pengharapan. Hal-hal yang telah dijanjikan bertahun-tahun yang lalu siap untuk mekar. Kesabaran anda akhirnya akan menghasilkan buah.
Artikan kembali mimpi dan penglihatan anda yang lalu. Anda bukan lagi orang yang sama saat anda menerima mimpi anda tsb. Anda akan mendapatkan strategi baru sedikit demi sedikit dengan mengunjungi kembali jurnal mimpi anda.
Mulailah untuk menghidupi mimpi-mimpi anda sekarang! Jangan tunda hingga mimpi-mimpi anda semakin menjauh. Jangan menunggu hingga anda bertambah tua, bertambah bijak, atau memiliki lebih banyak uang – hapus semua alasan ini. Ambillah langkah pertama anda.

Yer. 29:11-14: “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah Kuceraiberaikan…”

Pemikiran yang kreatif menginspirasi ide-ide baru, yang menjadikan hidup kita bergairah. Janji-janji yang anda anggap mati kini bersiap untuk bangkit kembali dengan kuasa baru. Percayalah bahwa anda akan menemukan cara-cara baru dalam melakukan hal-hal yang lama. Miliki iman di dalam Allah dan percayalah kepada FirmanNya sebagai dasar kreativitas anda. Jangan pernah berkata bahwa ada hal yang mustahil atau sukar anda raih. Bersama Allah segala sesuatu menjadi mungkin.

Siapkan waktu untuk berdiam di dalam hadiratNya agar Roh Kudus dapat menunjukkan kepada anda bagaimana agar dapat meraih mimpi-mimpi anda.
Kerjakan kembali apa yang benar! Tolak apa yang salah! Buang semua benteng-benteng yang ada di dalam pemikiran anda. Bangun cara-cara berpikir yang baru. Ingat, perubahan tak pernah mudah karena selalu ada faktor resiko yang terlibat di dalamnya. Buka pikiran anda; perluas pola-pola pikir anda dengan mencoba metode-metode inovatif yang baru. Seorang pemikir yang progresif akan mencari cara yang lebih baik untuk meraih tujuan-tujuan hidup mereka.


  • Pakailah Kasut Baru Anda

Kasut mewakili perjalanan di dalam pengalaman hidup anda. Lepaskan kasut lama anda. Lepaskan penolakan, perasaan terluka dan kekecewaan yang lalu dari kaki anda. Musa menyelubungi wajahnya di dalam hadirat Allah yang kudus dan ia menanggalkan kasutnya yang lama untuk menerima strategi ilahi yang baru dari Allah di antara semak-semak yang terbakar. Allah mendengar seruan hati generasinya. Oleh karena itu Allah menuntut Musa untuk membuang tongkat yang dipakainya sebagai perlindungan. Tongkat Musa mewakili bagaimana kita memenangkan banyak jiwa, bukan tentang cara kita melindungi diri kita atau reputasi kita. Tongkat Musa juga mewakili kuasa dan otoritasnya, sistem yang diikutinya. Walau demikian, Musa tidak belajar bagaimana caranya menangani otoritas dengan tepat dan hal inilah yang menyebabkannya tidak dapat memasuki Tanah Perjanjian.


  • Yosua juga menanggalkan kasusnya di hadapan panglima balatentara Tuhan sebelum ia diberi strategi untuk menaklukkan tembok-tembok Yerikho yang sukar ditembus.

Yos. 5:13-15: Dan Panglima Balatentara TUHAN itu berkata kepada Yosua: “Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus.” Dan Yosua berbuat demikian.
Anda ingin menaklukkan atau ditaklukkan? Anda  ingin menjadi pemenang atau korban? Tanggalkan kasut lama anda! Lepaskan masa lalu anda yang menyakitkan. 40 tahun adalah waktu yang lama untuk mengembara di padang gurun. Lewati dan milikilah janji-janji Allah.

  • Berfokuslah untuk mendeklarasikan kebaikan Allah dengan jelas dan penuh tujuan.

Yes. 52:7 : “Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: “Allahmu itu Raja!”

  • Pakailah sepasang kasut yang baru bagi perjalanan yang lebih luas dan lebih baik lagi.

1 Yoh. 2:6 : Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.

  • Sekaranglah Waktunya untuk Mengikuti Pertandingan dan Menang!




Ibr. 12:1-2: Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.


  • Jadilah Diri Anda Sendiri

Jadilah diri anda sendiri. Pakailah jubah pengurapan anda yang baru. Jangan mencoba untuk berjalan di dalam karunia atau pengurapan orang lain. Daud tak dapat menumpas Goliat dengan memakai jubah perang raja Saul. Ia bahkan tak dapat memakainya saat berjalan. Ia harus melepaskan jubah dan senjata Saul agar bisa bergerak bebas di dalam kuasa Allah (1 Sam. 17:39).

Bebaskan diri anda dari pendapat negatif orang lain yang membatasi anda. Di mana ada Roh Allah di situ ada kemerdekaan. Saat kita berserah kepada Allah dan berseru kepadaNya meminta hikmat dan kebijaksanaan, Ia akan membebaskan kita dari aniaya dan tuduhan yang salah (Mzm. 34:17). Sekaranglah waktunya bagi anda untuk membantai Goliat anda dengan berjalan di dalam tingkat kasih, hikmat ilahi, kepercayaan dan otoritas yang semakin meningkat. Daud mengenal jalan-jalan Allah. Jalan-jalan Allah tidak selalu mudah, tetapi jalan-jalanNya membawa kita kepada tingkat pengertian dan kebenaran. Daud memiliki kasih Allah yang murni, maka Ia mampu menuntun, melatih dan memperlengkapi sekelompok orang yang kalah, dan mengubah mereka menjadi orang-orang yang perkasa.
Kecemburuan Saul, tuduhan kepada Daud akibat rasa tidak amannya hanya membawa Daud untuk memerintah di dalam kebenaran dan bertakhta sebagai seorang raja yang baru. Biarkan musuh-musuh anda yang bertindak bagi anda!


  • Bangkitlah dari Kematian dan Bebaslah untuk Mengejar Allah Di Dalam Jalan-jalanNya

Sebagai tindakan iman, Yesus memberitahu murid-muridNya untuk memindahkan batu ketidakpercayaan yang menghalangi Lazarus keluar dari makamnya. Dengan suara keras Yesus berseru, “Lazarus, keluarlah!” (Yoh. 11:43-44). Yesus membangkitkan Lazarus dari maut, tetapi ia masih tubuhnya masih terbalut oleh kain peluh. Lazarus mendengar suara Allah tetapi tak dapat melihatNya. Tangannya tak dapat menyentuhNya. Kakinya tak dapat berjalan di sampingNya. Mereka yang dekat dengan Lazarus telah mengikat dan menutupinya dengan kuat. Yesus berkata kepada mereka, “Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi!” Lazarus harus dilepaskan sebelum ia bebas untuk melihat, berjalan, dan menyentuh Yesus kembali.


  • Saat kita dapat mendengar, melihat dan berlari mengejar Allah, Ia akan menuntun kita di jalan yang baru.

Yes. 55:6-7: Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.
Perkenanan dari Allah dan manusia yang semakin besar akan membuat anda meningkat maju. Merekalah yang akan mengangkat anda. Mereka akan membawa anda kemana kemana anda hendak pergi. Di hari pengurapan kuasa anda, banyak orang akan merelakan dirinya untuk membawa anda menuju tempat yang baru.
Mzm. 110:3: Pada hari tentaramu bangsamu merelakan diri untuk maju dengan berhiaskan kekudusan; dari kandungan fajar tampil bagimu keremajaanmu seperti embun.


  • Bagaimana Mendengar Suara Allah Dengan Lebih Jelas

Doa adalah hal penting untuk dapat mendengar suara Allah dengan lebih jelas lagi.
Pertobatan ilahi akan membawa suatu kebangkitan di dalam hati kita dan di bangsa kita sekali lagi. Yoel 2:17 berkata, “Baiklah para imam, pelayan-pelayan TUHAN, menangis di antara balai depan dan mezbah.” Kita akan mendengar suara Allah dengan lebih jelas bagi diri kita, orang lain, dan dunia! Gereja akan melepaskan para pahlawan kebenaran yang gagah berani ke suatu tingkat yang baru. Kebenaran muncul melalui pengetahuan-pewahyuan. Rahasia-rahasia tersembunyi kini sedang disingkapkan.

Alkitab kini bertambah hidup (khususnya kitab Para Rasul). Anda akan mulai melihat melalui dunia penglihatan saat anda merenungkan Firman-Nya siang dan malam!
Kel. 23:20 : “Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dan dengarkanlah perkataannya, janganlah engkau mendurhaka kepadanya, sebab pelanggaranmu tidak akan diampuninya, sebab nama-Ku ada di dalam dia. Tetapi jika engkau sungguh-sungguh mendengarkan perkataannya, dan melakukan segala yang Kufirmankan, maka Aku akan memusuhi musuhmu, dan melawan lawanmu.”